AREA KAJIAN
PENELITIAN PBA
Oleh : Fuad
Munajat
Pendahuluan
Di antara
tahapan yang membuat seorang mahasiswa lambat menyelesaikan studi adalah tahapan
penulisan tugas akhir. Sudah menjadi rahasia umum jika penyelesaian skripsi
seringkali menjadi fase krusial seseorang bahkan terkadang menyita waktu
studinya hingga mendekati batas akhir studi di sebuah perguruan tinggi.
Penyelesaian tugas akhir sejatinya merupakan rangkaian akhir dari sebuah proses
panjang perkuliahan yang telah dimulai bahkan manakala seseorang baru memasuki
gelanggang perkuliahan.
Banyak faktor
yang menjadikan penulisan tugas akhir dianggap rumit. Salah satunya adalah
keharusan melakukan penelitian di bidang yang menjadi fokus utama program studi
yang dipilih. Ali Al-Kasbani (2012: 32) menyatakan penelitian sebagai prosedur
ilmiah sitematis mencakup langkah-langkah logis dan sitematis yang dilakukan
sesuai kaidah ilmiah melalui mana peneliti dapat memperoleh, memodifikasi, dan
mengembangkan data tertentu serta ditujukan menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kerumitan dapat berlipat
dua jika dalam pelaksanaan pelaporan penelitian seseorang diharuskan
menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Arab atau bahasa Inggris.
Tulisan ini
disusun untuk menyoroti salah satu problematika penulisan skripsi mahasiswa
jurusan PBA, yakni persoalan penentuan area kajian penelitian PBA. Hal penting
diperhatikan mengingat banyak pertanyaan yang dilontarkan kepada penulis, saat
mengampu mata kuliah Praktikum Penelitian, tentang bidang apa saja yang boleh
diteliti di prodi PBA dan konsekuensi metodologisnya.
Bidang Kajian PBA
Pendidikan
Bahasa Arab (PBA) merupakan program studi yang dilaksanakan untuk menyiapkan
tenaga pengajar di bidang bahasa Arab. Dalam beberapa profil lulusan di
sejumlah perguruan tinggi dijumpai profil tambahan baik sebagai penerjemah
ataupun manajer lembaga pendidikan bahasa Arab. Apapun profil tambahan yang
diharapkan core competence lulusan PBA terletak pada poin pertama yakni
menjadi tenaga pengajar bahasa Arab.
Dilihat dari
tata namanya, PBA setidaknya memuat dua aspek utama yakni “pendidikan” dan
“bahasa Arab”. Aspek terakhir masih dapat diperinci lagi menjadi beberapa
sub-altern seperti sub-aspek kemahiran (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis), sub aspek kebahasaan (fonetik, morfologi, sintaksis, dan semantik),
dan sub aspek non-kebahasaan (konteks budaya, gestur, tekanan bicara dan
sebagainya). Belum lagi jika aspek “pendidikan” diperinci, pasti akan terurai
banyak sub aspek yang membuat bidang PBA menjadi sangat luas.
Beberapa ahli
telah memetakan bidang kajian PBA menjadi beberapa bagian. Di antaranya, Muhaimin,
dalam sebuah seminar metodologi pembelajaran, memetakan area kajian bahasa Arab
dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran yakni dari sisi input, proses, dan
output pembelajaran.
Moh. Ainin
(2010 : 140) yang memetakan bidang kajian bahasa Arab menjadi beberapa kelompok
yakni (a) pembelajaran bahasa Arab, (b) pembelajaran sastra Arab, (c)
pembelajaran bahasa Arab untuk anak, (d) pembelajaran baca-tulis Alquran, (e)
kemahiran berbahasa, (f) pemerolehan bahasa, (g) kebahasaan, (h) penerjemahan,
(i) kesastraan, (j) seni kaligrafi, dan (k) pembelajaran bahasa Arab untuk
tujuan khusus.
Khusus terkait
kelompok (a) yakni pembelajaran bahasa Arab dapat diperinci lagi menjadi
beberapa sub kajian antara lain metode pembelajaran (Istima’, Kalam, Qiraat,
Kitabah, kosakata dan qawaid), Kurikulum bahasa Arab, Materi Pembelajaran
bahasa Arab, Media Pembelajaran bahasa Arab, dan Penilaian dalam Pembelajaran
bahasa Arab.
Al-Gulaayiini (2005 : 9)
bahkan menyebutnya sebagai Al-‘Uluum al-‘Arabiyyah yang meliputi 13 bidang
antara lain sharf, I’rab/ Nahwu, Rasm (menulis kata-kata), Ma’ani,
Bayan, Badi’, ‘Arudl, Qawafi, Qardlu asy-Syi’r, Insya,
Khithabah, Tarikh al-Adab, dan Matn al-Lugah.
Tentu saja
keluasan bidang bahasa Arab masih dapat diperdebatkan mengingat sejarah panjang
bahasa Arab dan bagaimana para ahli memberi andil dalam menyebarkan bahasa Arab
ke seluruh penjuru bumi. Tulisan ini tentu saja tidak dimaksudkan untuk
membincangkan hal-hal yang luas tersebut. Hanya saja sebagai pengajar bahasa
Arab kita diharuskan untuk cermat memilih sub bidang apa saja yang harus
dikuasai pembelajar dan pada gilirannya juga menjadi fokus kajian mereka. Pada
akhirnya, struktur kurikulum bahasa Arab di sebuah perguruan tinggi dapat
mengindikasikan sejauh mana fokus dan perhatian mahasiswa ditujukan.
Tema Kebahasaan
Vs Kependidikan
Satu hal
menarik yang meminta perhatian penulis terkait area kajian PBA adalah tema yang
diangkat mahasiswa dalam penelitian mereka. Dalam hal ini penulis mengartikan
istilah “kebahasaan” dalam arti terbatas yakni segala tema yang terkait
dengan bahasa Arab terutama aspek kemahiran, kebahasaan (linguistik), serta
paralinguistik. Adapun istilah “kependidikan” juga dalam arti terbatas
pada tema yang memuat aspek pembelajaran bahasa Arab.
Namun demikian
pada tataran pelaksanaan sulit untuk memisahkan kedua kategori di atas karena
pada dasarnya keduanya sangat erat. Hal penting yang mesti mendapat perhatian
adalah adanya beberapa mahasiswa yang mengambil tema yang masih dalam area
kajian PBA tetapi dihadapkan pada sulitnya referensi berbahasa Arab yang
tersedia. Dalam kasus ini saya memberi istilah terlalu beraroma “kependidikan”
yang berakibat mau tidak mau mahasiswa harus menerjemahkan semua referensi,
mayoritas berbahasa Indonesia dan Inggris, ke dalam bahasa Arab. Pengalaman
membimbing mahasiswa yang mengambil tema seperti ini menunjukkan perlu waktu
ekstra lebih dari 1 atau 2 semester. Bahkan dalam kasus tertentu melebihi batasan
4 semester.
Jika ditelisik
secara cermat, sebenarnya tidak ada masalah dengan area kajian yang diambil
karena masih masuk dalam area kajian PBA. Hanya saja, ketersedian referensi dan
kemampuan akademik mahasiswa terutama dalam menerjemahkan referensi tersebut ke
dalam Arab patut menjadi bahan pertimbangan. Ada baiknya pada tahapan penentuan
judul atau tema dinyatakan pula ketersedian sumber bacaan yang relevan.
Keberadaan tahapan seminar proposal juga dapat dijadikan langkah untuk
mengetahui secara seksama ketersediaan sumber acuan dan kapasitas menerjemah
mahasiswa.
Kebijakan
Penentuan Area Kajian PBA
Bagian ini
dimaksudkan sebagai usulan penulis terkait penentuan area kajian PBA. Sejauh
ini, ada kesulitan dalam menentukan area kajian PBA. Hal ini bisa dimengerti
karena luasnya area kajian tersebut. Namun demikian diperlukan pemetaan
kebutuhan mahasiswa yang sesuai dengan profil lulusan PBA yang diharapkan.
Jika mahasiswa
diberikan batasan area kajian mana yang bisa diteliti dan mana yang tidak bisa,
maka ada baiknya diberikan pemahaman dan argumentasi mengapa aspek tertentu
boleh dan mengapa yang lainnya tidak boleh. Misalkan terkait ketersedian sumber
bacaan atau referensi menjadi salah satu sebab tema tertentu bisa diteliti.
Namun demikian sepanjang mahasiswa mampu memberikan argumentasi yang kuat maka
tema apapun sepanjang masih dalam area kajian PBA dapat diterima. Apalagi jika
mengingat aspek kebaruan informasi bisa jadi mahasiswa memiliki akses yang jauh
lebih luas dari dosen pembimbing sekalipun.
Dalam beberapa
kasus, penentuan area kajian bisa dibatasi pada tema-tema yang belum mendapat
perhatian dan dirasakan nilai kebutuhannya untuk segera diteliti. Hal ini
sangat logis mengingat pada beberapa kondisi, seringkali fenomena kebahasaan
tertentu luput dari perhatian. Baru pada saat ada kejadian atau kondisi yang
tiba-tiba menyita perhatian. Contoh kasus tersebut misalnya, pembelajaran
bahasa Arab untuk tenaga kerja Indonesia. Banyak penelitian atau pun buku
tentang area kajian tersebut setelah tenaga kerja kita di Timur Tengah menjadi
sorotan media.
Pada beberapa
kajian tingkat lanjut (biasanya pada program pasca sarjana) area kajian seperti
ini dibuat dalam bentuk klaster dan dikelompokkan menjadi beberapa klaster.
Penelitian dilakukan secara kelompok dan laporan disusun secara individu dengan
fokus pada sub aspek klaster tersebut. Hal ini dapat memudahkan mahasiswa
karena dilakukan bersama-sama dan meringankan tugas pengumpulan data-data
tertentu.
Informasi
terkait area kajian PBA ada baiknya diberikan sejak awal mahasiswa menjejakkan
kaki untuk studi di program studi tersebut. Hal ini penting mengingat penulisan
tugas akhir merupakan bagian dari rangkaian proses belajar mengajar di
perguruan tinggi. Jika hal tersebut diberi perhatian maka mahasiswa sedari awal
telah memiliki kerangka dan fokus dalam studi mereka.
Penutup
Pengetahuan
mengenai area kajian merupakan salah satu kunci sukses mahasiswa PBA dalam
menyelesaikan studi. Hal ini mengingat area kajian menjadi patokan mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan dan dapat mendorong mereka untuk fokus pada salah
satu area kajian di mana mereka ingin menjadi spesialis di bidang tersebut.
Area kajian tidak merupakan hal statis karena pada dasarnya ia mengikuti
perkembangan dan kebutuhan yang ada di lapangan. Terlebih lagi bidang
Pembelajaran Bahasa Arab adalah salah satu ilmu terapan (Applied Linguistic).
Sumber Bacaan
Ainin, Moh., Metodologi Penelitian Bahasa
Arab, Malang: Hilal Pustaka, cetakan 2, 2010
Al-Kasbani,
Muhammad As-Sayyid Ali, Al-Bahts Al-‘Ilmiy Baina An-Nadzariyyah wa
At-Tathbiq, Al-Qahira: Dar al-Fikr al-‘Arabiy, 2012
Musthafa
al-Ghulayiini, Jami’u ad-Durus al-Arabiyyah, al-Maktabah al-‘Ashriyyah,
Beirut, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar