Selasa, 11 April 2017

PEMBELAJARAN ISTIMA’ VIA DUNIA MAYA



PEMBELAJARAN ISTIMA’ VIA DUNIA MAYA
OLEH : FUAD MUNAJAT

Pendahuluan
Generasi muda yang lahir pada dua dasawarsa terakhir hidup dan tumbuh pada era teknologi informatika. Tidak dapat dipungkiri kehidupan mereka erat sekali dengan teknologi. Bahkan secara terus terang Madhany (2005: 295) menyatakan bahwa, “They know more about computers and use a wider range of computer applications than most of their teachers in high school, professors in college, or parents,” (siswa mengetahui lebih banyak dan menggunakan lebih luas aplikasi komputer dibandingkan guru-guru mereka di Sekolah Menengah, para profesor di Perguruan Tinggi, atau orang tua mereka). Bila ditinjau dari aspek pendidikan kenyataan ini dapat dipandang sebagai peluang sekaligus tantangan berat. Pemanfaatan teknologi dapat digunakan sebagai media dalam dunia pembelajaran dan di sisi lain penyalahgunaannya dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak terperi.
Tulisan ini secara khusus menyoroti pemanfaatan internet dalam pembelajaran Istima (listening bahasa Arab) yang kerap dipandang sebelah mata sebagai “Cinderella Skill”, sebagaimana diselorohkan Nunan (dalam Richards dan Renandya, 2002: 238) karena sering diabaikan dibandingkan keterampilan bahasa lainnya seperti Qiraah, Kalam dan kitabah. Dalam hal ini pemanfaatan internet dilihat dari perspektif keberadaannya sebagai media pembelajaran yang semakin hari semakin berkembang dan kian mudah dijangkau baik oleh guru maupun siswa.
Karakteristik Istima’
Al-Khuli (1986: 71) mendefinisikan istima’ sebagai Inshaat al-mar’i li syakhshin aakhara yatakallamu bi qashdi fahmi maa yasma’u (seseorang menyimak orang lain yang tengah berbicara untuk memahami apa yang disimaknya). Fakhrurrozi dan Mahyudin (2012: 273) menyatakan bahwa istima merupakan “kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna yang disampaikan melalui ujaran atau bahasa lisan”.
Berdasarkan kedua definisi di atas tampak bahwa istima’ merupakan kegiatan yang “cukup rumit” karena melibatkan beberapa aspek di antaranya pembicara, pendengar, dan pesan yang disampaikan. Bukan itu saja, dalam keadaan yang sebenarnya apa yang disebut sebagai “pembicara” dan “pendengar” dapat beralih peran secara bergantian.
Karakteristik istima dapat terlihat pada proses beralihnya pesan dari pembicara ke penyimak yang melibatkan beberapa aspek dari sisi penyimak saat konkretisasi makna antara lain: (1) pengetahuannya tentang bahasa Arab tidak sebatas aspek fonetik, tetapi juga kosa kata, susunan kalimat, dan beraneka situasi yang melatari penggunaan bahasa Arab, (2) kepekaannya terhadap topik pembicaraan, (3) konteks budaya, (4) orientasi pembicara terhadap topik pembicaraan, (5) pengalaman bersama antara pembicara dan penyimak, (6) penafsirannya terhadap kondisi yang melingkupi situasi pembicaraan, dan (7) kemampuannya memahami aspek ekstra lingusitik seperti kecepatan suara pembicara, jeda bicara, intonasi, perubahan raut wajah, gestur badan dan lain sebagainya (Thu’aimah, 1989: 148).
Media Pembelajaran Istima’
Berdasarkan uraian pada bagian di atas tampak adanya tantangan yang cukup nyata dalam pembelajaran istima’ mengingat karakteristiknya yang cukup rumit dan adanya pengabaian aspek istima selama ini. Pembelajaran istima bagi penutur non-Arab sejatinya dilaksanakan dengan pengajar penutur asli (native speaker) orang Arab. Hal ini karena pembelajaran istima’ yang dilakukan oleh musmi’ atau pengajar istima non-Arab menimbulkan persoalan mendasar lain seperti perbedaan bunyi bahasa dan perbedaan budaya yang kerap sulit dijelaskan.
Dengan demikian keberadaan media pembelajaran yang dapat menggantikan posisi penutur asli menjadi sesuatu yang niscaya. Di antara media pembelajaran istima’ yang relevan adalah penggunaan Teknologi Informatika baik berupa aplikasi komputer, internet, ataupun siaran televisi berbahasa Arab. Saat ini media tersebut dapat terintegrasi dalam laboratorium bahasa atau kelas multi media. Di samping itu, dengan pesatnya kemajuan Teknologi Informatika pemanfaatan media semakin mudah dijangkau tidak lagi terbatas pada pembelajaran di laboratorium bahasa atau kelas multi media karena aplikasi internet semakin mudah dijangkau melalui telpon genggam (hand phone) dan telpon pintar (smart phone) atau dengan modem internet yang saat ini biayanya semakin terjangkau.
Internet dan Pembelajaran Istima’
Internet telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar, termasuk pembelajaran istima’. Pada dasarnya internet dapat menghimpun berbagai macam media pembelajaran baik bersifat teks, audio, visual, dan audio-visual. Dalam hal ini semua bentuk media “tradisional” seperti surat kabar, radio, televisi telah dihimpun oleh teknologi internet.
Terkait bahan ajar istima’, hampir saluran radio dan kanal televisi Arab bisa diakses dengan internet. Sebagai contoh siaran radio BBC Arabic dapat diakses melalui situs www.bbc.co.uk dan siaran televisi Timur Tengah seperti IQRA dan Aljazeera juga dapat dilihat melalui live streaming dengan mengunjungi situs-situs keduanya.
Beberapa program pembelajaran bahasa Arab disediakan oleh situs online seperti Aljazeera yang memiliki link Ta’limul Lughah Al-‘Arabiyyah. Di samping itu ada juga program SCOLA (Satellite Communications for Learning) yang menghimpun dan menyiarkan program-program televisi seperti berita, pendidikan, beragam program lainnya tanpa diedit dalam bahasa Arab. SCOLA mendorong belajar bahasa secara mandiri dengan menyediakan file-file yang bisa diunduh, MP3 yang bisa diburning untuk tujuan listening, trankripsi Arab, terjemahan transkrip, daftar kosa kata, dan latihan-latihan (Madhany, 2005: 299). Berikut tampilan SCOLA
Gambar 1 tampilan SCOLA
Masih terkait dengan istima’ di internet, situs Aswaat Arabiyya atau Arabic Voices merupakan situs gratis yang didesain untuk menyediakan materi  otentik untuk membantu pembelajar bahasa Arab pada semua level belajar mereka (Madhany, 2005: 299). Satu-satunya kendala yang mungkin dihadapi pengakses adalah kecepatan koneksi internet untuk aktivasinya. Bagian layout dan feature situs tersebut juga memberi gambaran mengenai aspek pedagogis yang melatarbelakangi pengembangan situs tersebut.
Di antara kesulitan penggunaan situs-situs program online pembelajaran istima’ di atas adalah masalah kecepatan koneksi internet karena biasanya siaran-siaran tersebut terutama yang langsung (live) membutuhkan koneksi yang cukup tinggi. Pengaksesan internet di lembaga-lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi ditandai dengan problem tersebut. Sering kali ketika akses dilakukan pada jam-jam perkuliahan atau jam sibuk lainnya kendala koneksi muncul. Bahkan jika pengakses menggunakan modem sendiri juga tidak luput dari problem tersebut.
Solusi yang lebih mungkin diterapkan adalah melakukan akses materi istima dengan resolusi yang lebih rendah seperti yang dapat kita temukan pada file-file you tube dengan kapasitas yang lebih ringan. File-file pada youtube dapat mencakup berbagai jenis teks dan topik mulai dari berita monolog, dialog interaktif, lagu-lagu Arab, film kartun, opera sabun (sinetron), siaran pendidikan, pembelajaran nahwu, pembelajaran agama dan lain sebagainya.
Perbedaannya antara file youtube dengan program-program pembelajaran istima baik melalui SCOLA maupun Aswaat Arabiyya adalah pada youtube koneksi akses lebih cepat tetapi tidak secara khusus mempelajari bahasa atau istima’ bahasa Arab. Program yang kedua tentu saja didesain untuk tujuan pembelajaran bahasa Arab dan istima’ bahasa Arab tetapi koneksi akses tidak secepat youtube.
Penutup
Berdasarkan uraian di atas tampak adanya alternatif dalam pembelajaran istima’ bahasa Arab. Fakta membuktikan pembelajaran istima’, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, masih dihadapkan pada persoalan kelangkaan materi dan media dalam pembelajarannya. Di madrasah-madrasah, sering kali teks istima’ dilafalkan secara nyaring oleh guru tanpa mempertimbangkan ujaran senyatanya penutur asli.
Meskipun laboratorium bahasa telah tersedia tetapi pemanfaatannya masih jauh dari harapan. Kemajuan teknologi informatika dapat memenuhi kebutuhan baik materi maupun media pembelajaran istima’ yakni dengan memaksimalkan pengaksesan terhadap beberapa situs pembelajaran bahasa Arab yang secara terprogram menyajikan materi istima’ dengan pemanfaatan internet.
Daftar Pustaka
Al-Khuli, Muhammad Ali, A Dictionary of Applied Linguistics : English-Arabic with An Arabic-English Glossary, Beirut: 1986
Fakhrurrozi, Aziz, Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2002
Jack C Richards dan Willy A. Renandya (Ed.) Methodology in Language Teaching, Cambridge University Press, 2002, pp. 235-241 (David Nunan, “Listening in Language Learning” pp. 238-241
Madhany, al-Husein N, “Teaching Arabic with Technology: Word Processing, E-Mail, and Internet”, Hamilton, 2005, pp. 295-304
Thu’aimah, Rusydi Ahmad, Ta’lim al-‘Arabiyyah Li Ghayr an-Nathiqin Biha: Manahijuhu wa Asalibuhu, Rabat: ISISCO, 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar