PEMBELAJARAN
ISTIMA’ VIA DUNIA MAYA
OLEH : FUAD
MUNAJAT
Pendahuluan
Generasi muda
yang lahir pada dua dasawarsa terakhir hidup dan tumbuh pada era teknologi
informatika. Tidak dapat dipungkiri kehidupan mereka erat sekali dengan
teknologi. Bahkan secara terus terang Madhany (2005: 295) menyatakan bahwa, “They
know more about computers and use a wider range of computer applications than
most of their teachers in high school, professors in college, or parents,”
(siswa mengetahui lebih banyak dan menggunakan lebih luas aplikasi komputer
dibandingkan guru-guru mereka di Sekolah Menengah, para profesor di Perguruan
Tinggi, atau orang tua mereka). Bila ditinjau dari aspek pendidikan kenyataan
ini dapat dipandang sebagai peluang sekaligus tantangan berat. Pemanfaatan
teknologi dapat digunakan sebagai media dalam dunia pembelajaran dan di sisi
lain penyalahgunaannya dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak terperi.
Tulisan ini
secara khusus menyoroti pemanfaatan internet dalam pembelajaran Istima
(listening bahasa Arab) yang kerap dipandang sebelah mata sebagai “Cinderella
Skill”, sebagaimana diselorohkan Nunan (dalam Richards dan Renandya, 2002: 238)
karena sering diabaikan dibandingkan keterampilan bahasa lainnya seperti
Qiraah, Kalam dan kitabah. Dalam hal ini pemanfaatan internet dilihat dari
perspektif keberadaannya sebagai media pembelajaran yang semakin hari semakin
berkembang dan kian mudah dijangkau baik oleh guru maupun siswa.
Karakteristik
Istima’
Al-Khuli (1986:
71) mendefinisikan istima’ sebagai Inshaat al-mar’i li syakhshin aakhara
yatakallamu bi qashdi fahmi maa yasma’u (seseorang menyimak orang lain yang
tengah berbicara untuk memahami apa yang disimaknya). Fakhrurrozi dan Mahyudin
(2012: 273) menyatakan bahwa istima merupakan “kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna yang disampaikan melalui ujaran atau bahasa lisan”.
Berdasarkan
kedua definisi di atas tampak bahwa istima’ merupakan kegiatan yang “cukup
rumit” karena melibatkan beberapa aspek di antaranya pembicara, pendengar, dan
pesan yang disampaikan. Bukan itu saja, dalam keadaan yang sebenarnya apa yang
disebut sebagai “pembicara” dan “pendengar” dapat beralih peran secara
bergantian.
Karakteristik
istima dapat terlihat pada proses beralihnya pesan dari pembicara ke penyimak
yang melibatkan beberapa aspek dari sisi penyimak saat konkretisasi makna
antara lain: (1) pengetahuannya tentang bahasa Arab tidak sebatas aspek
fonetik, tetapi juga kosa kata, susunan kalimat, dan beraneka situasi yang
melatari penggunaan bahasa Arab, (2) kepekaannya terhadap topik pembicaraan,
(3) konteks budaya, (4) orientasi pembicara terhadap topik pembicaraan, (5)
pengalaman bersama antara pembicara dan penyimak, (6) penafsirannya terhadap
kondisi yang melingkupi situasi pembicaraan, dan (7) kemampuannya memahami
aspek ekstra lingusitik seperti kecepatan suara pembicara, jeda bicara,
intonasi, perubahan raut wajah, gestur badan dan lain sebagainya (Thu’aimah,
1989: 148).
Media
Pembelajaran Istima’
Berdasarkan
uraian pada bagian di atas tampak adanya tantangan yang cukup nyata dalam
pembelajaran istima’ mengingat karakteristiknya yang cukup rumit dan adanya
pengabaian aspek istima selama ini. Pembelajaran istima bagi penutur non-Arab
sejatinya dilaksanakan dengan pengajar penutur asli (native speaker) orang
Arab. Hal ini karena pembelajaran istima’ yang dilakukan oleh musmi’
atau pengajar istima non-Arab menimbulkan persoalan mendasar lain seperti
perbedaan bunyi bahasa dan perbedaan budaya yang kerap sulit dijelaskan.
Dengan
demikian keberadaan media pembelajaran yang dapat menggantikan posisi penutur
asli menjadi sesuatu yang niscaya. Di antara media pembelajaran istima’ yang
relevan adalah penggunaan Teknologi Informatika baik berupa aplikasi komputer,
internet, ataupun siaran televisi berbahasa Arab. Saat ini media tersebut dapat
terintegrasi dalam laboratorium bahasa atau kelas multi media. Di samping itu,
dengan pesatnya kemajuan Teknologi Informatika pemanfaatan media semakin mudah
dijangkau tidak lagi terbatas pada pembelajaran di laboratorium bahasa atau
kelas multi media karena aplikasi internet semakin mudah dijangkau melalui
telpon genggam (hand phone) dan telpon pintar (smart phone) atau dengan modem
internet yang saat ini biayanya semakin terjangkau.
Internet dan
Pembelajaran Istima’
Internet telah
menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar,
termasuk pembelajaran istima’. Pada dasarnya internet dapat menghimpun berbagai
macam media pembelajaran baik bersifat teks, audio, visual, dan audio-visual.
Dalam hal ini semua bentuk media “tradisional” seperti surat kabar, radio,
televisi telah dihimpun oleh teknologi internet.
Terkait bahan
ajar istima’, hampir saluran radio dan kanal televisi Arab bisa diakses dengan
internet. Sebagai contoh siaran radio BBC Arabic dapat diakses melalui situs www.bbc.co.uk dan siaran televisi Timur Tengah
seperti IQRA dan Aljazeera juga dapat dilihat melalui live streaming dengan
mengunjungi situs-situs keduanya.
Beberapa
program pembelajaran bahasa Arab disediakan oleh situs online seperti Aljazeera
yang memiliki link Ta’limul Lughah Al-‘Arabiyyah. Di samping itu ada
juga program SCOLA (Satellite Communications for Learning) yang menghimpun dan
menyiarkan program-program televisi seperti berita, pendidikan, beragam program
lainnya tanpa diedit dalam bahasa Arab. SCOLA mendorong belajar bahasa secara
mandiri dengan menyediakan file-file yang bisa diunduh, MP3 yang bisa diburning
untuk tujuan listening, trankripsi Arab, terjemahan transkrip, daftar kosa
kata, dan latihan-latihan (Madhany, 2005: 299). Berikut tampilan SCOLA

Gambar 1 tampilan SCOLA
Masih terkait
dengan istima’ di internet, situs Aswaat Arabiyya atau Arabic Voices
merupakan situs gratis yang didesain untuk menyediakan materi otentik untuk membantu pembelajar bahasa Arab
pada semua level belajar mereka (Madhany, 2005: 299). Satu-satunya kendala yang
mungkin dihadapi pengakses adalah kecepatan koneksi internet untuk aktivasinya.
Bagian layout dan feature situs tersebut juga memberi gambaran mengenai aspek
pedagogis yang melatarbelakangi pengembangan situs tersebut.
Di antara kesulitan
penggunaan situs-situs program online pembelajaran istima’ di atas adalah
masalah kecepatan koneksi internet karena biasanya siaran-siaran tersebut
terutama yang langsung (live) membutuhkan koneksi yang cukup tinggi.
Pengaksesan internet di lembaga-lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi
ditandai dengan problem tersebut. Sering kali ketika akses dilakukan pada
jam-jam perkuliahan atau jam sibuk lainnya kendala koneksi muncul. Bahkan jika
pengakses menggunakan modem sendiri juga tidak luput dari problem tersebut.
Solusi yang
lebih mungkin diterapkan adalah melakukan akses materi istima dengan resolusi
yang lebih rendah seperti yang dapat kita temukan pada file-file you tube
dengan kapasitas yang lebih ringan. File-file pada youtube dapat mencakup
berbagai jenis teks dan topik mulai dari berita monolog, dialog interaktif,
lagu-lagu Arab, film kartun, opera sabun (sinetron), siaran pendidikan,
pembelajaran nahwu, pembelajaran agama dan lain sebagainya.
Perbedaannya
antara file youtube dengan program-program pembelajaran istima baik melalui
SCOLA maupun Aswaat Arabiyya adalah pada youtube koneksi akses lebih
cepat tetapi tidak secara khusus mempelajari bahasa atau istima’ bahasa Arab.
Program yang kedua tentu saja didesain untuk tujuan pembelajaran bahasa Arab
dan istima’ bahasa Arab tetapi koneksi akses tidak secepat youtube.
Penutup
Berdasarkan
uraian di atas tampak adanya alternatif dalam pembelajaran istima’ bahasa Arab.
Fakta membuktikan pembelajaran istima’, terutama pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, masih dihadapkan pada persoalan kelangkaan materi dan media dalam
pembelajarannya. Di madrasah-madrasah, sering kali teks istima’ dilafalkan
secara nyaring oleh guru tanpa mempertimbangkan ujaran senyatanya penutur asli.
Meskipun
laboratorium bahasa telah tersedia tetapi pemanfaatannya masih jauh dari
harapan. Kemajuan teknologi informatika dapat memenuhi kebutuhan baik materi
maupun media pembelajaran istima’ yakni dengan memaksimalkan pengaksesan
terhadap beberapa situs pembelajaran bahasa Arab yang secara terprogram
menyajikan materi istima’ dengan pemanfaatan internet.
Daftar Pustaka
Al-Khuli,
Muhammad Ali, A Dictionary of Applied Linguistics : English-Arabic with An
Arabic-English Glossary, Beirut: 1986
Fakhrurrozi, Aziz, Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2002
Jack C
Richards dan Willy A. Renandya (Ed.) Methodology in Language Teaching,
Cambridge University Press, 2002, pp. 235-241 (David Nunan, “Listening in
Language Learning” pp. 238-241
Madhany,
al-Husein N, “Teaching Arabic with Technology: Word Processing, E-Mail, and
Internet”, Hamilton, 2005, pp. 295-304
Thu’aimah,
Rusydi Ahmad, Ta’lim al-‘Arabiyyah Li Ghayr an-Nathiqin Biha: Manahijuhu wa
Asalibuhu, Rabat: ISISCO, 1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar