Kamis, 23 Januari 2014

Belajar Menerjemah (Aljazeera_Arabic_2)



تحرك مصري لمواجهة التجميد بالاتحاد الأفريقي
الأحد 27/8/1434 هـ - الموافق 7/7/2013 م
أعلن وزير الخارجية المصري محمد كامل عمرو أن بلاده شرعت في إجراء اتصالات مكثفة  لمجابهة قرار مجلس السلم والأمن الأفريقى تعليق عضوية مصر في أنشطة الاتحاد الأفريقي نتيجة ما وصفه  بتغيير غير دستوري في الحكومة المصرية"، بعد عزل الجيش للرئيس محمد مرسي.

وأعرب عمرو عن أسفه للقرار الذي وصفه بغير المنصف والمتعجل والقاصر عن فهم حقيقة ما حدث في مصر "من ثورة شعبية استهدفت تصحيح المسار الديمقراطي في البلاد".
وأوضح أن وزارة الخارجية بدأت في اتخاذ خطوات عاجلة وإجراء اتصالات مكثفة مع العديد من الدول الأفريقية، وعلى وجه الخصوص أعضاء مجلس السلم والأمن التابع للاتحاد الأفريقي، للإعراب عن الاستياء من ذلك القرار، وللتوضيح بأنه "تجاهل طموحات الشعب المصري وتطلعاته، واستند إلى أسانيد قانونية ضعيفة وغير دقيقة لا تمت للواقع المصري بصلة".
واعتبر أن "إعلان لومي الصادر عام 2000 الذي استند إليه قرار مجلس السلم والأمن لا يتناول من قريب أو بعيد حالات تغيير النظم والحكومات من خلال ثورات شعبية مشروعة ضد حكومات انحرفت عن المسار الديمقراطي والدستوري".
وأشار إلى أن هذا الإعلان يقتصر على تناول حالات الانقلابات العسكرية وحركات التمرد المسلحة وحالات أخرى، وهي لا تمت بصلة بما سماها ثورة تصحيح المسار في 30 يونيو/حزيران الجاري.
وأعرب عمرو عن أمله بأن يعيد مجلس السلم والأمن الأفريقي النظر وفى أقرب فرصة في قراره الخاص بتعليق مشاركة مصر في أنشطة الاتحاد الأفريقي.
وكشف عن اعتزام وزارة الخارجية إيفاد مبعوثين إلى عدد من الدول الأفريقية في الأيام القادمة لشرح التطورات الجارية في مصر، و"توضيح حجم التأييد الشعبي العريض لعملية نقل السلطة إلى رئيس مصر المدني المؤقت، ولخارطة الطريق التي ستكفل تصحيح المسار الدستوري واستكماله في أسرع وقت، انتهاء بإجراء الانتخابات البرلمانية والرئاسية".
وأكد عمرو على "الانتماء المصري للقارة الأفريقية ووصفه بأنه انتماء أصيل لا يمكن التشكيك فيه أو الانتقاص منه، مشيرا إلى أن "الالتزام المصري بدعم القضايا الأفريقية ودعم الدور الرائد للاتحاد الأفريقي ثابت ولا حياد عنه".


Terjemahan :

UPAYA MESIR MENGHADAPI PEMBEKUAN KEANGGOTAAN UNI-AFRIKA
Mentri Luar Negeri Mesir Muhammad Kamil Amru mengatakan bahwa negaranya tengah memulai proses komunikasi intensif untuk menentang keputusan Dewan Perdamaian dan Keamanan Afrika tentang penon-aktifan keanggotaan Mesir dalam kegiatan-kegiatan Uni-Afrika. Hal ini sebagai akibat pemindahan kekuasaan yang dianggap inkonstitusional, yakni setelah pemakzulan militer terhadap Presiden Muhammad Mursi.
Amru mengungkapkan keprihatinannya terhadap keputusan tersebut yang dianggapnya tidak adil, tergesa-gesa dan kurang memahami esensi peristiwa “revolusi rakyat yang bertujuan memperbaiki jalan demokrasi” yang terjadi di Mesir”.
Dia juga menjelaskan bahwa Kementrian Luar Negeri mulai mengambil langkah cepat dan berkomunikasi intensif dengan sejumlah negara Afrika, khususnya anggota-anggota Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni-Afrika. Hal ini dilakukan guna mengungkapkan keprihatinan terhadap keputusan tersebut dan untuk menjelaskan bahwa keputusan tersebut “telah mengabaikan keinginan-keinginan rakyat Mesir dan pendapat mereka serta disandarkan pada dasar hukum yang lemah dan tidak teliti yang tidak ada kaitannya dengan realitas Mesir”.
Dia mengatakan bahwa "Deklarasi Lome[1], yang diterbitkan pada tahun 2000, yang didasarkan pada keputusan Dewan Perdamaian dan Keamanan sama sekali tidak membahas perubahan sistem dan pemerintahan melalui pemberontakan rakyat yang konstitusional terhadap pemerintahan yang menyimpang dari jalan demokratis dan konstitusional."
Amru juga menyatakan bahwa Deklarasi Lome hanya mencakup kondisi kudeta militer dan gerakan pemberontakan bersenjata dan kondisi lainnya yang tidak ada kaitannya dengan revolusi pembenahan jalan (demokrasi) Juni (2013) ini.
Dia juga menyatakan harapannya agar Dewan Perdamaian dan Keamanan Afrika meninjau kembali dalam waktu dekat terkait keputusan khususnya yang menon-aktifkan kepesertaan Mesir dalam seluruh aktifitas Uni-Afrika.
Dia mengungkapkan keinginan Kementrian Luar Negeri Mesir untuk mengirim delegasi ke sejumlah negara Afrika dalam rangka menjelaskan perkembangan yang sedang berlangsung di Mesir. “Menjelaskan luasnya dukungan rakyat terhadap proses pemindahan kekuasaan kepada presiden sementara Mesir dari kalangan sipil dan menerangkan peta jalan yang menjamin pembenahan jalan (demokrasi) konstitusional serta penyelesaiannya secepat mungkin yang diakhiri dengan pelaksanaan pemilihan parlemen dan presiden”, tukasnya.
Amru menekankan hubungan Mesir dengan benua Afrika, dan menggambarkannya sebagai afiliasi asli yang tidak dapat diragukan atau direduksi, seraya menyatakankan bahwa komitmen Mesir untuk mendukung isu-isu Afrika dan mendukung peran pionir Uni-Afrika nyata dan tidak terelakkan. "



[1] Deklarasi Lome (Constitutive Act of The African Union, diadopsi di Lome Togo 11 Juli 2000) adalah Piagam kesepakatan yang menggantikan kedudukan Piagam OAU (Organisation of African Unity) dan menjadi landasan baru Uni-Afrika (lihat Adnan Buyung Nasution dan A. Patra M. Zein, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, 1997, Yayasan Obor indonesia, hal. 69)
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar