Jumat, 07 Februari 2014

UPDATE BERITA MESIR_ALJAZEERA_ARABIC_17



الجمعة 6/4/1435 هـ - الموافق 7/2/2014 م (آخر تحديث) الساعة 7:00 (مكة المكرمة)، 4:00 (غرينتش)
دعوة إلى مليونية جديدة اليوم بمصر
دعا التحالف الوطني لدعم الشرعية ورفض الانقلاب العسكري جموع المصريين إلى الاحتشاد اليوم الجمعة تحت شعار "الشعب يكمل ثورته". في هذه الأثناء أدان التحالف حكما بالسجن لمدة عام وغرامة قدرها 20 ألف جنيه على طالبة عمرها 14 عاما لمشاركتها في مظاهرات ضد الانقلاب بمحافظة الدقهلية.
ودعا التحالف في بيان معارضي الانقلاب إلى الاستعداد لحراك ثوري واسع في ذكرى إسقاط الرئيس المخلوع حسني مبارك التي توافق يوم 11 فبراير/شباط الجاري، وذلك بعد احتجاجات استمرت 18 يوما عقب انطلاق الشرارة الأولى لثورة 25 يناير/كانون الثاني 2011، وطالب جموع المصريين بالاحتشاد في بداية ما وصفه بأسبوع ثوري.
وكانت الاحتجاجات المناهضة للانقلاب العسكري قد تواصلت في مختلف أرجاء البلاد ضمن فعاليات أسبوع "الصمود وفاءً للشهداء".
ونظمت العديد من المسيرات والفعاليات تنديدا بالانقلاب العسكري الذي قاده وزير الدفاع عبد الفتاح السيسي يوم 3 يوليو/تموز الماضي، والذي انتهى بالإطاحة بالرئيس المنتخب محمد مرسي.
وتشاركت جميع الفعاليات المناهضة للانقلاب في رفع شعار رابعة وصور ضحايا أحداث العنف ضد المتظاهرين التي أعقبت الانقلاب العسكري، وبلغت ذروتها في مجزرة فض اعتصامي رابعة العدوية والنهضة المؤيدين لمرسي يوم 14 أغسطس/آب الماضي.
وتنوعت هتافات المتظاهرين بين التنديد بالانقلاب العسكري والسيسي ووزير الداخلية محمد إبراهيم، وبين المطالبة بعودة ما يسمونها "الشرعية" والمسار الديمقراطي، وكذلك المطالبة بمحاكمة المسؤولين عن قتل معارضي الانقلاب، ووقف الملاحقات الأمنية لهم، والإفراج عن المعتقلين.
يذكر أنه عقب الانقلاب الذي قاده السيسي -بمباركة شخصيات دينية وسياسية- قتل المئات وأصيب الآلاف في عمليات عنف مورست ضد مناصري مرسي وجماعة الإخوان المسلمين، وزج بالآلاف منهم في السجون، حسب ما يقوله تحالف دعم الشرعية.
استنكار وإدانة
من جهة أخرى أصدرت محكمة الأحداث في الدقهلية حكما بالسجن لمدة عام وغرامة مالية قدرها 20 ألف جنيه على ماريا المتولي -وهي طالبة في المرحلة الإعدادية- لمشاركتها في المظاهرات المناهضة للانقلاب.
وألقي القبض على ماريا (14 عاما) يوم 18 ديسمبر/كانون الأول الماضي أثناء مشاركتها في سلسلة بشرية ضد الانقلاب في محافظة الدقهلية.
وقد استنكر التحالف الوطني لدعم الشرعية هذا الحكم ووصفه بأنه "يمثل سجلا للعار في جبين القضاء المصري الذي استأسد على الأطفال" على حد وصف البيان.
وأكد التحالف أنه يدين هذا الحكم بشدة "لأنه شكل جديد من الاضطهاد والقمع والظلم الذي تمارسه الحكومة الحالية باسم القانون".

TERJEMAH:

Jumat, 7 February 2014; 07: 00 waktu Mekkah

SERUAN DEMONSTRASI JUTAAN ORANG DI MESIR HARI INI
Aliansi Nasional anti-kudeta[1] serukan rakyat Mesir unjuk rasa, Jumat ini, dengan slogan “rakyat sempurnakan revolusi”. Dalam kesempatan tersebut, Aliansi mengecam putusan penjara satu tahun dan denda 20 ribu pound terhadap siswi berusia 14 tahun karena keikutsertaan unjuk rasa menentang kudeta di propinsi Daqhaliya.
Dalam sebuah pernyataan, Aliansi serukan kesiapan untuk gerak revolusi besar dalam perayaan hari kejatuhan Husni Mubarak, bertepatan dengan 11 Februari ini, yakni pasca protes berkepanjangan selama 18 hari sejak percikan awal revolusi pada 25 Januari 2011. Aliansi juga meminta rakyat Mesir berkerumun secara besar-besaran pada awal “minggu revolusi”.
Protes-protes anti-kudeta berlanjut ke berbagai penjuru Mesir dalam pekan “keteguhan memenuhi janji para martir”.
Sejumlah demonstrasi dan aktifitas diorganisasikan sebagai bentuk protes terhadap kudeta yang dipimpin Mentri Pertahanan, 3 Juli (2013) lalu, dan berakhir dengan lengsernya presiden terpilih, Muhammad Mursi.
Semua aktifis anti-kudeta ambil bagian mengangkat logo “empat” (jari) dan foto korban tindak kekerasan terhadap demonstran pasca kudeta, dan mencapai puncak pada pembantaian saat pembubaran pendukung Mursi yang mogok di Rabiah Adawiyah square dan al-Nahdlah square, 14 Agustus lalu.
Teriakan-teriakan pengunjuk rasa berbeda-beda antara kecaman atas kudeta militer, al-Sisi, dan Mentri Dalam Negeri, Muhammad Ibrahim, serta mereka yang menuntut pengembalian “legitimasi” dan jalur demokrasi, meminta pengadilan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kematian penentang kudeta, dan penghentian perburuan keamanan, serta pembebasan para tahanan.
Disebutkan, pasca kudeta yang dipimpin al-Sisi, dengan restu tokoh-tokoh agama dan politik, ratusan orang tewas dan ribuan orang mengalami tindak kekerasan yang dilakukan terhadap pendukung Mursi dan IM, sementara ribuan lainnya dilempar ke penjara, tukas Aliansi Anti-kudeta.

Penyalahan dan Kecaman
Di sisi lain, Peradilan Pidana Anak (Juvenile Court) di Daqhaliya, menghukum penjara satu tahun dan denda 20 ribu pound kepada Maria al-Mutawali, siswi sekolah menengah pertama, karena ikut serta dalam unjuk rasa menentang kudeta.
Maria (14 tahun) ditangkap 18 Desember lalu saat mengikuti “rantai manusia” menentang kudeta militer di propinsi Daqhaliya.
Aliansi Anti-Kudeta mempersalahkan putusan tersebut dan menggambarkannya sebagai “catatan kelam pengadilan Mesir yang hanya berani kepada anak-anak”.
Aliansi juga menegaskan pihaknya mengecam keras putusan tersebut “karena menjadi bentuk baru penindasan, pengekangan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan otoritas saat ini atas nama undang-undang”. (Terj. Fuad Munajat**).


[1] Lengkapnya: Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi dan Anti-Kudeta Militer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar