الأحد 8/4/1435
هـ - الموافق 9/2/2014 م (آخر تحديث) الساعة 21:06 (مكة المكرمة)، 18:06 (غرينتش)
الزمر:
ثورتنا سلمية وعودة الشرعية حتمية
قال طارق الزمر عضو مجلس شورى الجماعة الإسلامية في مصر ورئيس حزب البناء والتنمية المنبثق
عنها إن الثورة المصرية سلمية وستظل كذلك، مشيرا إلى تمسكهم بكسر الانقلاب وعودة الشرعية
كاملة لأنه ليس أمام الانقلاب إلا أن يرحل.
وأشار الزمر -في حوار مع الجزيرة نت- إلى أن
هناك إرادة قوية لدى قيادة الحراك الثوري والتحالف الوطني لدعم الشرعية إضافة إلى
القوى الشبابية الأخرى على المحافظة على سلمية الثورة، وهذا ليس من باب مجاملة
الانقلاب ولكن من أجل مصلحة الثورة، لأن الانجرار للعمل المسلح هو تدمير للثورة
والوطن، "ونحن حريصون كل الحرص على ألا تتشكل قوة منظمة تقوم بعمل
مسلح".
وأشار الزمر إلى أن ما يجري في مصر الآن شيء
غير مسبوق، وهناك أداء معجز وتاريخي من الشعب المصري في مواجهة آلة القمع اللامحدود
في هذه المرحلة، ولذلك "نتصور أن الانقلاب ليس أمامه إلا أن يرحل إن لم يكن
اليوم فغدا، وأتصور كذلك أنه كلما ازداد غباء وتوسع في القمع ازدادت درجة
الرفض له، ومن ثم فكل زيادة في القمع والقتل تمثل إضافة إلى الثورة".
وأضاف الزمر أن جبهة الانقلاب نفسها لن تستطيع
الاستمرار بهذا الشكل، سواء في الجانب العسكري أو في الجانب السياسي، وما يحدث
الآن هو أن هناك تفتتا واضحا في هذه الجبهة.
وعن رؤية تحالف دعم الشرعية، قال الزمر إنهم
يسعون لكسر الانقلاب، "كما أننا نحاول الآن التوافق مع كافة القوى السياسية
بمختلف الاتجاهات لترتيب مرحلة ما بعد كسر الانقلاب، وهذا أمر لا بد من التوافق
عليه من الآن"، مؤكدا ضرورة عودة الشرعية كاملة بمعنى عودة الرئيس محمد مرسي ومجلس الشورى المنتخب ودستور 2013 الذي أقر
بالاستفتاء عليه، ويتم بعد ذلك الاتفاق على حلول للأزمة بحيث يتم الانتقال من
مرحلة إلى أخرى بشكل ديمقراطي وليس عبر انقلاب.
وعن موقف حزب النور، قال الزمر إن أدق توصيف للحزب هو أنه أحد الأذرع
الدينية للدولة العميقة، شأنه شأن مشيخة الأزهر والأوقاف ودار الإفتاء والكنيسة،
وهذه الأذرع كلها استخدمت بشكل واضح في الانقلاب، ومن كان ينظر إليها حتى من قبل
الانقلاب كان يدرك أنها كانت تقف في الخندق المضاد للثورة والتحرر من الاستبداد
وتطبيق الديمقراطية.
وأضاف أن الإسلاميين استعجلوا جني ثمار
الثورة، وكان القرار الأوفق هو عدم التقدم للحكم، وكان هذا التفكير موجودا بالفعل
عن طريق التوافق لترشيح شخصية وطنية مستقلة لمنصب الرئيس، لكن الحقيقة أن عددا من
هذه الشخصيات رفضت الترشح، وهو ما أدى للدخول في فخ السلطة الذي نصب بإحكام
للإخوان، وقد كانوا صادقين في موقفهم الأول بعدم الترشح للرئاسة.
TERJEMAH:
Ahad, 9 February 2014;
21: 06 waktu
Mekkah
AL-ZUMAR
: REVOLUSI KAMI DAMAI, PENGEMBALIAN LEGITIMASI WAJIB
Thariq
al-Zumar, anggota Dewan Syuro al-Jamaah al-Islamiyah Mesir, yang juga
ketua Partai Pembangunan dan Pengembangan, mengatakan revolusi Mesir adalah
revolusi damai dan akan tetap demikian. Dia menekankan akan tetap melawan
kudeta dan mengembalikan legitimasi secara utuh karena nasib kudeta semata
kebinasaan.
Dalam
perbincangan dengan aljazeera net, al-Zumar mengisyaratkan adanya
kehendak kuat pimpinan Aliansi anti-kudeta dan gerakan pemuda untuk menjaga
revolusi damai. Hal ini bukan berarti sikap bersahabat dengan kudeta tetapi
demi kepentingan revolusi karena menyeret “tindak bersenjata” akan
menghancurkan revolusi dan bangsa, “sedangkan kami bertekad kuat agar tidak ada
satu kekuatan pun melakukan tindak bersenjata”.
Al-Zumar
menyatakan apa yang sedang berlangsung saat ini di Mesir belum pernah terjadi
sebelumnya. Ada performa menakjubkan dan bersejarah bagi bangsa Mesir dalam
menghadapi mesin represif tanpa batas dalam fase ini, karena itu, “kami
menggambarkan kudeta pasti berlalu, kalau tidak hari ini bisa jadi esok. Tiap
kali tindak refresif bertambah maka kadar penolakannya semakin bertambah. Semakin
banyak tindak refresif dan pembunuhan, semakin menambah (energi) revolusi”.
Al-Zumar
menyatakan barisan pro-kudeta tidak akan mampu bertahan dalam kondisi seperti
saat ini, baik pihak militer maupun pihak politik. Apa yang sedang terjadi
sekarang menunjukkan adanya perpecahan dalam barisan tersebut.
Terkait visi
Aliansi anti-kudeta, al-Zumar mengatakan Aliansi berupaya menghancurkan kudeta,
“Saat ini kami berusaha mufakat dengan seluruh kekuatan politik dengan berbagai
orientasinya guna menyusun fase pasca keruntuhan kudeta. Hal ini harus disepakati
sejak saat ini”, seraya menekankan pentingnya pengembalian legitimasi secara
penuh, yang berarti pengembalian Muhammad Mursi, Dewan Konstituante terpilih,
dan konstitusi 2013 hasil referendum. Setelah itu, kesepakatan atas solusi
krisis dilakukan, di mana transisi dari satu fase ke fase lainnya berlangsung
secara demokratis dan tidak dengan jalan kudeta.
Terkait sikap
Partai al-Nur, al-Zumar mengatakan deskripsi akurat bagi partai tersebut
adalah sebagai salah satu sayap keagamaan dari “negara dalam Negara”. Posisinya
sama dengan syaikh al-Azhar, Dewan Wakaf, Lembaga Fatwa, dan Gereja.
Sayap-sayap (keagamaan) semacam ini digunakan secara nyata dalam (masa) kudeta.
Siapa pun yang melihatnya, bahkan sebelum kudeta, dapat menyadari sayap
tersebut berdiri di parit yang berlawanan dengan revolusi dan pembebasan dari
tirani serta penerapan demokrasi.*
Lebih jauh
al-Zumar menyatakan kelompok islamis terlalu tergesa-gesa memetik buah
revolusi. Keputusan yang lebih tepat adalah tidak maju dalam pemerintahan.
Pemikiran tersebut sejatinya ada dengan cara kesepakatan mencalonkan tokoh
nasionalis independen untuk jabatan presiden. Namun demikian tokoh-tokoh nasionalis
tersebut menolak. Kondisi ini menyebabkan mereka masuk dalam perangkap kekuasan
yang dipasang, dengan penunjukan IM, karena mereka awalnya tulus tidak
mencalonkan presiden.
(Terj. Fuad
Munajat**_ *beberapa bagian merupakan penafsiran penerjemah...Lihat teks
aslinya untuk akurasi data!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar