Rabu, 12 Februari 2014

UPDATE BERITA MESIR_ALJAZEERA_ARABIC_23



الأربعاء 11/4/1435 هـ - الموافق 12/2/2014 م (آخر تحديث) الساعة 7:15 (مكة المكرمة)، 4:15 (غرينتش)

مقتل خمسة شرطيين وتأهب بذكرى تنحي مبارك

قتل ثلاثة من رجال الشرطة برصاص مسلحين بمحافظة الإسماعيلية شمالي شرقي القاهرة، ليرتفع عدد قتلى الشرطة في هجمات منذ أمس إلى خمسة أحدهم في محافظة بورسعيد، في حين أغلقت القوات الأمنية ميدان التحرير بالعاصمة تحسبا لمظاهرات في الذكرى الثالثة لتنحي الرئيس المخلوع حسنى مبارك بعد مسيرات بعدة مناطق الثلاثاء نددت بالانقلاب العسكري.
ونقل موقع بوابة الأهرام الحكومي عن مصدر أمني مصري قوله إن مسلحين كانوا يستقلون سيارة اعترضوا طريق سيارة للشرطة في الساعات الأولى من صباح اليوم كانت تقل العناصر الثلاثة وهم ضابط وجنديان، وأجبروهم على النزول منها قبل أن يقتلوهم رميا بالرصاص.
وبدورها ذكرت وكالة أنباء الشرق الأوسط أن رجال الشرطة الثلاثة قتلوا أثناء قيام قوة من إدارة تأمين الطرق والمنافذ بمديرية أمن الإسماعيلية تقوم بمراقبة الوضع الأمني بطريق السويس الإسماعيلية عندما قام مجهولون باستهداف سيارتهم.
ووصف المصدر الأمني الهجوم بأنه عمل إرهابي جبان وقال إنه لن يمر دون عقاب سريع للجناة، مضيفا أن قوات أمنية مدعومة بعناصر من الجيش تلاحق المهاجمين في محيط المنطقة لإلقاء القبض عليهم.
وجاء الهجوم الجديد بعد ساعات من إعلان مصادر أمنية أمس مقتل شرطيين في هجومين منفصلين أحدهما بمحافظة الإسماعيلية والآخر في محافظة بورسعيد المجاورة.
وكانت وزارة الداخلية أعلنت في وقت سابق عن مقتل من وصفتهم بالتكفيريين وإلقاء القبض على 13 آخرين في حملة أمنية بمحافظتي الإسماعيلية وبورسعيد ومحافظة شمال سيناء.
إغلاق التحرير
من جهة أخرى أغلقت قوات الجيش والشرطة ميدان التحرير أمام حركة مرور الأفراد والسيارات تحسبا للدعوات المطالبة بالتظاهر داخل الميدان، بالتزامن مع الذكرى الثالثة لتنحي الرئيس المخلوع حسنى مبارك إثر الثورة الشعبية في 25 يناير/كانون الثاني 2011.
وانتشر عدد من المدرعات العسكرية والدبابات على مداخل ومخارج الميدان، وتم نصب الأسلاك الشائكة، ومنع السيارات والمارة من دخول الميدان.
وقد شهدت مناطق مصرية مختلفة مظاهرات منددة بالانقلاب تزامنا مع ذكرى تنحي مبارك. ونظمت حركة حسم بالسويس مسيرة بحي الأربعين في إطار الدعوة التي وجهها تحالف دعم الشرعية، ورفع المتظاهرون صور الرئيس المعزول محمد مرسي وأعلام مصر وشارات رابعة، ورددوا هتافات تنادي بسقوط ما يصفونه بحكم العسكر وأخرى تندد بممارسات وزارة الداخلية.
وفي القاهرة الكبرى، نظم معارضو الانقلاب مسيرات في أحياء المهندسين والهرم وأرض اللوا وعين شمس، وذلك استجابة لدعوة التحالف الوطني لدعم الشرعية للاحتشاد للمطالبة بإسقاط حكم العسكر وعودة المسار الديمقراطي.
كما شهدت الإسكندرية أكثر من عشر فعاليات مناهضة للانقلاب، توزعت بين سلاسل بشرية في مناطق العامرية وبرج العرب والسيوف، ومسيرات بمناطق لوران، وسيدي بشر، والعوايد، والورديان، والبيطاش.
كما نظم شباب ضد الانقلاب وقفة مفاجئة أمام القنصلية الأميركية احتجاجا على ما وصفوه بالدور الأميركي في دعم الانقلاب العسكري. ونظمت حركة نساء ضد الانقلاب مسيرة جابت أرجاء ميدان السيوف، رفعت فيها المشاركات صور من قتلن في المظاهرات وشعار رابعة.
وفي الجيزة خرجت مسيرتان في أرض اللوا وحي الوراق جابتا شوارع المنطقتين، وردد المشاركون فيها هتافات مناهضة لحكم العسكر ورفعوا شارة رابعة وأعلام مصر. وأكد المشاركون على تمسكهم بأهداف ثورة 25 يناير/كانون الثاني وضرورة استعادتها على حد تعبيرهم.
وفي محافظة دمياط بشمال البلاد، نظم معارضو الانقلاب العسكري سلسلة بشرية بشارع "100"، في الذكرى الثالثة لتنحي مبارك، وتبعتها مظاهرة حتى كنيسة مريم العذراء وسط تفاعل كبير من الأهالي والمارة، وفق ما ذكرت شبكة رصد الإخبارية.
أما بمحافظة المنيا بجنوب البلاد فخرجت مسيرة في ديرمواس جابت الشوارع بالمدينة، رفضا للانقلاب العسكري، وفي محافظة البحيرة خرج متظاهرون في مدينة حوش عيسى مرددين هتافات "الشعب يريد إسقاط النظام"، وذلك استجابة لدعوة التحالف الوطني لدعم الشرعية في ذكرى تنحي الرئيس المخلوع مبارك.

TERJEMAH:

Rabu,  12 February 2014; 07: 15 waktu Mekkah

PERSIAPAN PERINGATAN JATUHNYA MUBARAK, 5 POLISI TEWAS
Tiga polisi tewas tertembak peluru milisi di propinsi Ismailiyah, Kairo Timur Laut. Jumlah korban tersebut bertambah menjadi lima orang karena adanya serangan-serangan, sejak kemarin, salah satunya di propinsi Port Said. Saat bersamaan, aparat keamanan menutup Tahrir square, di ibukota, antisipasi demonstrasi peringatan tahun ketiga mundurnya Husni Mubarak, pasca konvoi-konvoi di beberapa wilayah, Selasa kemarin, memprotes kudeta militer.
Situs portal pemerintah, al-Ahram, melansir keterangan sumber keamanan Mesir, menyatakan para milisi menaiki mobil yang mencegat mobil polisi, pada pagi hari. Mobil polisi tersebut mengangkut seorang perwira dan dua tentara. Kemudian milisi memaksa aparat keamanan tersebut turun dari mobil sebelum mereka bunuh dengan tembakan peluru.
Terkait peristiwa tersebut, Kantor berita al-Syarq al-Ausath, menyebut ketiga polisi terbunuh saat ditugasi Unit keamanan jalan dan perlintasan di distrik Ismailiyah. Mereka sedang mengawasi masalah keamanan di jalan Suez-Ismailiyah manakala mobil mereka menjadi target kelompok tidak dikenal.
Sumber keamanan menyatakan serangan tersebut sebagai tindak terorisme pengecut dan menegaskan bahwa para pelaku secepatnya akan dihukum. Dia menambahkan pihaknya dibantu militer tengah memburu para pelaku di sekitar distrik tersebut untuk menangkap mereka.
Serangan berikutnya terjadi beberapa jam setelah pengumuman sumber keamanan, kemarin, terkait kematian dua polisi dalam 2 serangan terpisah, pertama di propinsi Ismailiyah dan kedua di Port Said.
Sebelumnya, Kemendagri mengumumkan kematian kelompok “pengkafir” dan menangkap 13 lainnya dalam serangan militer di propinsi Ismailiyah, Port Said, dan Saina Selatan.

Penutupan Tahrir Square
Di pihak lain, aparat militer dan polisi menutup Tahrir Square dari gerakan pejalan kaki dan mobil, sebagai antisipasi seruan unjuk rasa di lapangan tersebut, bersamaan dengan peringatan tahun ketiga jatuhnya Mubarak dari tampuk kekuasaan pasca revolusi rakyat 25 Januari 2011.
Berbagai wilayah Mesir menyaksikan demonstrasi-demonstrasi mengecam kudeta militer bersamaan dengan peringatan jatuhnya rezim Mubarak. Gerakan Hasm[1] di Suez mengorganisasi konvoi di kampung al-Arba’in merespons seruan yang disuarakan Aliansi anti kudeta. Para demonstran mengacungkan foto presiden terguling, Muhammad Mursi, bendera Mesir, dan tanda empat[2]. Mereka berulang kali berteriak menyerukan mundurnya otoritas militer sedangkan lainnya mengecam perlakuan Kemendagri.
Di Kairo Raya, Penentang kudeta mengorganisir konvoi-konvoi di desa al-Muhandis, al-Haram, Ardl al-Liwa, dan Ain Syams, sebagai respons seruan Aliansi Anti Kudeta untuk berkumpul menuntut turunnya pemerintahan militer dan pengembalian jalur demokrasi.
Di Iskandariya, berlangsung lebih dari 10 aksi menentang kudeta, baik berupa rantai manusia di al-Amiriyah, Burj al-Arabi, Soyof, dan sejumlah konvoi di Laurent, Sidi Bishr, al-Awayid, al-Wardiyan, dan Bitasy.
Pemuda Anti kudeta melangsungkan aksi diam di depan Konsulat Amerika memprotes peran Amerika yang mendukung kudeta. Gerakan Perempuan Anti kudeta juga melakukan demonstrasi memenuhi seantero Soyof square. Partisipan dalam aksi tersebut mengangkat foto wanita-wanita yang tewas dalam sejumlah demonstrasi dan mengacungkan tanda empat.
Di Giza, dua demonstrasi di Ardl al-Liwa dan Desa al-Waraq memadati jalan kedua wilayah tersebut. Demonstran berulang kali meneriakkan yel-yel menentang pemerintahan militer dan mengangkat tanda empat, serta bendera Mesir. Mereka menegaskan akan terus berpegang teguh pada tujuan revolusi 25 Januari dan pentingnya mengembalikannya ke posisi semula.
Di propinsi Dimyath, Mesir sebelah utara, pihak anti kudeta membentuk rantai manusia di jalan “100”, dalam rangka memperingati tahun ketiga tumbangnya rezim Mubarak. Gerakan tersebut diikuti dengan demonstrasi hingga Gereja “Perawan Maryam” di tengah-tengah aksi warga dan pejalan kaki, tukas jaringan berita Rashd.
Adapun di propinsi Minya, selatan Mesir, demonstrasi berlangsung di Deir Mawas, memenuhi jalan-jalan kota tersebut, dalam rangka menolak kudeta militer. Di propinsi al-Buhaira, pengunjuk rasa memadati kota Hosh Eisa, memekikkan “rakyat ingin pemerintah lengser”, sebagai respons seruan Aliansi Anti kudeta dalam peringatan tumbangnya Mubarak. (Terj. Fuad Munajat**)


[1] Gerakan Hasm merupakan sayap IM
[2] Tanda empat merujuk pada peristiwa di Rabi’ah Adawiyah Square yang menewaskan ratusan pendukung Mursi. Rabiah dalam bahasa Arab berarti empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar